Senin, 07 Desember 2009

IDUL ADHA DI INDONESIA

Belum lama ini, para umat muslim sedunia merayakan hari raya idul adha. Umat islam memandang bahwa hari raya idul adha ini adalah suatu momentum yang sangat sakral untuk mereka. Karena pada bulan ini umat muslim sedang melaksanakan salah satu rukun islam, yaitu rukun islam yang kelima. Dalam rukun islam yang kelima ini umat muslim dianjurkan untuk pergi haji. Islam menganjurkan pergi haji bagi yang mampu. Jadi bagi yang belum mampu untuk pergi haji tidak dianjurkan untu pergi haji. Hal ini menunjukkan bahwa islam adalah agama yang penuh dengan toleransi.
Selain itu juga umat islam dianjurkan untuk melakukan kurban tentunya juga bagi yang mampu. Umat islam dianjurkan untuk berkurban agar kita dapat saling berbagi kepada saudara-saudara kita yang nasibnya belum beruntung.dan untuk menguji manusia, ini akan menjadi bukti bahwa seseorang akan ikhlas atau tidak untuk menggunakan hartanya untuk berkurban. Hal ini didasarkan dari kisah nabi Ibrahim. Nabi Ibrahim mendapatkan wahyu dari Allah melalui mimpi, yaitu beliau harus menyembelih anak kesayangnya yaitu nabi Ismail untuk menjalankan perintah Allah. Keputusan ini sangat berat diambil oleh nabi Ibrahim. pasalnya,setelah lama nabi Ibrahim menanti nanti kehadiran buah hatinya tersebut selama bertahun-tahun. Dan setelah hadirnya buah hatinya tersebut, nabi Ibrahim dihadapkan ujian dari Allah. Beliau dihadapkan dua pilihan yaitu harus mengorbanakan anaknya untuk disembelih sebagai wujud dari kepatuhannya terhadap perintah Allah, atau mempertahankan anaknya. Dengan kata lain berarti nabi Ibrahim tidak menjalankan perintah Allah. Dan akhirnya nabi Ibrahim pun mengambil keputusan yang sangat dilematis, yaitu dia memilih untuk menyembelih anaknya sendiri yaitu nabi Ismail. Mendengar kabar itupun nabi Ismail dengan ikhlasnya bersedia untuk disembelih. Karena menurutnya jika ini memang benar perintah Allah dia ikhlas untuk disembelih. Dan akhirnya karena nabi Ibrahim melakukannya dengan ikhlas dan penuh ketakwaan, akhirnya nabi Ismail tidak jadi disembelih dan digantikan dengan seekor domba.
Dan dari cerita tersebut, umat islam setiap tahunnya pada bulan haji selalu melakukan kurban. Contohnya saja di Indonesia setiap perayaan hari idul adha masyarakat sangat antusias untuk melakukan kurban. Hampir di setiap masjid-masjid, pasti selalu saja ada yang menyelenggarakan pemotongan hewan kurban, dan kemudian disalurkan kepada masyarakat yang membutuhkan. Saat seperti ini sangat di nanti-nanti oleh sebagian orang. Karena bagi masyarakat miskin, hari idul adha adalah berkah bagi mereka, karena mereka bisa mendapatkan daging dengan gratis. Yang biasanya mereka tidak mampu untuk membeli daging. Dan melalui momentum idul adha ini, akhirnya mereka dapat menikmati daging yang bisa dibilang barang mahal. Makanya banyak sekali masyarakat miskin yang ingin mendapatkan daging kurban. Bahkan mereka harus mengantri berjam-jam untuk bisa mendapatkan daging kurban. Bahkan sampai ada yang terinjak-injak dan pingsan hanya demi sekantung daging kurban. Dan banyak sekali terjadi kericuhan-kericuhan yang terjadi dalam pembagian daging kurban.
Contohnya saja pada pembagian daging kurban di probolinggo,jawa timur, Banyak warga yeng berdesak-desakan untuk mengantri daging kurban. Bahkan mereka harus adu dorong dengan polisi, sehingga banyak orang yang terinjak-injak dan banyak anak kecil yang terjepit ditengah kerumunan antrian tersebut. Sehingga panitia dengan dibantu polisi merasa kewalahan untuk menangani begitu banyak warga. Hal serupa juga terjadi di berbagai tempat, yaitu dilapangan bhayangkara,mabes polri. Pembagian daging kurban berlangsung ricuh. Ribuan warga yang sudah lama mengantri dan sudah tidak sabar,sehingga mereka mencoba untuk menjebol pintu masuk. Akhirnya terjadilah aksi saling dorong antara polisi dengan warga yang mengantri. Karena jumlah warga yang begitu banyak, akhirnya polisi merasa kewalahan dan membuka sebagian pintu masuk. Hal itu justru menimbulkan kericuhan baru didalam. Sehingga polisi harus bekerja lebih keras lagi untuk meredam keadaan. Sama halnya dengan yang terjadi di masji istiqlal Jakarta. Warga harus sudah mulai mengantri dari jam 03.00 pagi. Padahal pembagian jatah kurban akan baru dilakukan pada jam 05.00 pagi. Pada saat itu banyak warga yang pingsan dan berjatuhan, sehingga terpaksa harus di gotong keluar dari antrian. Dan banyak anak-anak yang harus berdesak-desakan bersama ibunya dalam antrian tersebut. Karena dalam antrian tersebut, kebanyakan adalah kaum ibu yang membawa anak-anaknya. Bahkan banyak anak-anak hilang karena terpisah dari orang tuanya. Suasana sempat ricuh saat warga mencoba menerobos pintu masuk masjid. Sehingga terjadilah adu dorong dengan petugas polisi. Polisi yang saat itu sedang menjaga, merasa kewalahan untuk membendung desakan warga. Karena jumlah warga yang mengantri sangat banyak dan tidak sebanding dengan jumlah polisi yang mengamankan jalannya pembagian daging kurban tersebut.
Inilah hal yang biasa terjadi saat pembagian daging kurban setiap tahunnya. Dalam hal ini, Selalu saja rakyat miskinlah yang harus menanggung derita. Mereka harus berusaha lebih keras lagi untuk bisa meneruskan hidup mereka. dalam kehidupan sosialpun mereka merasa terpinggirkan dan seakan-akan mereka tidak pernah mendapat perhatian dari pemerintah. mereka dianggap sampah masyarakat yang membebani Negara. Melihat fakta ini, seharusnya pemerintah lebih peka dalam menangani masalah ini. Peristiwa ini sering sekali terjadi. Namun nampaknya, pemerintah terlihat seakan-akan menutup mata dalam memandang masalah ini. Pemerintah juga tidak menjadikan hal ini sebagai pelajaran. Sehingga keadaan ini nampaknya sudah dianggap biasa oleh masyarakat. Padahal dalam hal ini, pemerintahlah yang mempunyai tanggung jawab penuh atas masalah ini. Karena sudah jelas diungkapkan dalam undang-undang. Bahwa Negara bertanggung jawab penuh atas kesejahteraan rakyatnya. Namun melihat keadaan ini, nampaknya pemerintah belum berhasil untuk menciptakan kesejahteraan bagi rakyatnya.
Oleh karena itu, melalui momentum hari raya idul adha ini. Sebaiknya menjadi pelajaran untuk kita semua. Baik pemerintah maupun diri pribadi kita masing-masing, untuk lebih peka dalam melihat realita yang terjadi di sekeliling kita. Agar tercipta masyarakat yang sejahtera dan bermartabat dimata Negara lain. serta menjadikan kita semua menjadi sosok yang berguna bagi Negara, bangsa dan agama.

Nur Muhammad Iskandar 1A kom